14 Juni 2013

Squad Terbaik Untuk Piala Konfederasi

Squad Terbaik Untuk Piala Konfederasi
Demi memenuhi target, seluruh tim datang ke Brasil dengan skuad utama.

Ajang Piala Konfederasi pada awal-awal penyelenggaran sempat dipandang sebelah mata oleh sejumlah calon peserta. Keengganan Jerman dan Prancis menjadi contoh. Mereka menganggap turnamen yang mempertemukan juara-juara konfederasi tiu kalah mentereng dibandingkan dengan sejumlah laga uji coba menghadapi kekuatan tradisional yang tak diundang.

Akan tetapi seiring perbaikan yang dibuat FIFA, Piala Konfederasi tak lagi dipandang sebelah mata. Setidaknya sejak format baru diterapkan pada 2005. Oleh para peserta, Piala Konfederasi dijadikan persiapan utama menyongsong Piala Dunia yang akan berlangsung tahun berikutnya.

Demikian pula tahun ini. Spanyol selaku unggulan utama datang dengan kekuatan terbaik. Hal itu ditegaskan pelatih Vicente Del Bosque, "Kami akan berusaha meraih kondisi fisik dan mental terbaik. Pemain yang dipilih adalah yang kompetitif, yang tidak puas dengan apa yang terjadi sepanjang musim ini. Mereka tahu berpartisipasi di Piala Konfederasi sangatlah penting," ungkapnya.

Del Bosque juga tak meragukan motivasi para pemainya, meski ebberapa di antaranya sudah berhias gelar juara Piala Dunia dan Eropa, "Saya aykin tim ini sangat termotivasi. Saya pernah berbicara dengan salah satu pemain dan dia mengatakan, 'Coach, kami sungguh ingin menang'. Grup ini punyakeinginan kuat, bukan sebaliknya. Kami akan berusaha ada di kompetisi ini Juni dan juara," tambah pelatih yang sukses menyapu bersih trofi liga mayor level klub dan timnas itu.

Tekad untuk menjadi juara tidak hanya menjadi milik Del Bosque. Luiz Felipe Scolari juga demikian. Pelatih timnas Brasil itu tak mempermasalahkan hasil buruk pada sejumlah laga uji coba. "Segalanya butuh proses. Fokus utama saya adalah membentuk tim ini siap di Piala Konfederasi dan Piala Dunia."

Tanpa Beban

Sebagai ajang mengetes kemampuan. Kalimat kedua  Prandelli itu amat cocok untuk menggambarkan persiapan sejumlah tim yang dianggap sebagai underdogs. Tahiti misalnya, Tim asal Polinesia Prancis itu sadar diri bahwa statusnya hanya kurcaci di antara para raksasa sepak bola. Karena itulah, mereka akan tampil tanpa beban dan hanya mencoba berjuang semaksimal mungkin demi meraih hasil terbaik.

Bagi Jepang, yang satu grup dengan Brasil dan Italia, status tak diunggulkan  justru menghadirkan keuntungan. Menurut pelatih Alberto Zaccheroni, timnya justru senang menghadapi lawan ang lebih kuat. "Kami siap meladeni lawan yang lebih kuat dengan kecepatan dan umpan-umpan pendek. Kami bisa seperti bunglon yang bisa berganti pola ketika diserang dan menyerang," ungkap pelatih asal Italia itu.

Kejutan memang bukan hal tabu di Piala Konfederasi. Keberhasilan Jepang dan Kamerun lolos ke partai puncak pada 2001 dan 2003 menjadi buktinya. Potensi kejutan itulah yang membuat Piala Konfederasi tak kalah seru dibandingkan Piala Dunia dan Piala Eropa atau Copa America. Wajar apabila seluruh tim hadir dengan kekuatan terbaik.

0 comments:

Posting Komentar

 

Subscribe to our Newsletter

Contact our Support

Email us: antoniachekov@gmail.com

Our Team Memebers