Belum pernah ada tim pengganti yang sanggup menjadi juara. Mampukah Gli Azzuri mematahkan catatan buruk tersebut?
Spanyol menjadi favorit juara Piala Konfederasi 2013. Namun sebagai tuan rumah, Brasil juga tidak bisa diremehkan. Bagaimana posisi Italia? Setidaknya menurut Presiden UEFA, Michel Platini, Gli Azzuri tetap berpeluang meraih trofi.
Anehny Italia malah menanggapi komentar Platini dengan dingin. Pada 31 Mei, pelatih Cesare Prandelli mengaku tidak peduli terhadap pernyataan Platini. "Platini bilang kami bisa juara? Pikiran saya hanya tertuju ke Pra Piala Dunia 2014," tandas Prandelli.
Sikap eks Fiorentina tersebut bisa dimengerti. Pasalnya Italia hnya datang ke Brasil dengan status sebagai tim pengganti. Mereka berpartisipasi di Piala Konfederasi 2013 karena Spanyol yang menjadi juara Piala Eropa 2008 tetap boleh hadir ke Brasil dengan predikat jawara Piala Dunia 2010. Gli Azzuri yang menjadi runner up Piala Eropa 2012 akhirnya ketiban rejeki berupa tiket Piala Konfederasi 2013.
Sayanya, status sebagai tim pengganti memang membebani. Sampai sekarang tak ada tim pengganti yang pernah meraih titel jawara Piala Konfederasi.
Catatan buruk itu dimulai dari Republik Cheska di Piala Konfederasi 1997. Datang menggantikan jawara Piala Eropa 1996, Jerman yang menolak berpartisipasi, Republik Cheska hanya mampu mencapai semifinal karena dikalahkan Selecao pada 19 Desember 1997. Pelipur lara Republik Cheska hanya predikat posisi ketiga yang diperoleh sesudah mengalahkan Uruguay.
Pada Piala Konfederasi 1999, kiprah tim pengganti tidak maksimal. Padahal ada tiga tim yang hadir sebagai pengganti. Pertama adalah Amerika Serikat yang menggantikan juara Piala Emas 1998, Meksiko, yang kebetulan menjadi tuan rumah. Lalu Brasil yang mengisi jawa Piala Dunia 1998, Prancis. Les Bleus memilih absen. Sedangkan yang terakhir adalah Bolivia yang mendapat berkah karena Selecao yang menjuarai Copa America 1997 bisa tampil lewat jalur Piala Dunia.
Akan tetapi AS, Bolivia dan Brasil tetap tidak bisa bicara banyak. Langkah terburuk dicapai oleh Bolivia yang tidak mampu lolos dari penyisihan Grup A. Pencapaian lebih baik digapai Amerika Serikat yang menjadi peringkat ketiga. Seharusnya tim pengganti berpotensi meraih juara. Namun Brasil kandas di tangan Meksiko pada laga final.
Kisah buruk tim pengganti terus berlanjut di Piala Konfederasi 2003. Turki yang mendapat berkah berkat penolakan Jerman, Italia dan Spanyol untuk berpartisipasi tetap tidak mampu meraih trofi. Tuncay Sanli dkk hanya merebut predikat posisi ketiga setelah kandas di semifinal.
Kesialan tim pengganti masih ada di Piala Konfederasi 2005. Kali ini Argentina mendapat jatah karena Brasil menjuarai Piala Dunia 2002 dan Copa Amerika 2004. Sama seperti tim-tim pengganti terh\dahulu, tim Tango gagal meraih juara. Mereka dikalahkan Brasil di partai final.
Rekor Buruk Italia
Catatan buruk tim pengganti memang hanya fakta sejarah. Tidak ada hubungan langsung yang bisa mempengaruhi kiprah Gli Azzuri. Namun Italia juga tidak memiliki prestasi apik di Piala Konfederasi.
Gli Azzuri hanya pernah tampil di Piala Konfederasi pada 2009. Saat itu, Italia datang dengan status mentereng sebagai juara Piala Dunia 2006. Tapi nama besar dan prestasi tidak sebanding. Italia hanya mampu satu kali menang dan dua kali kalah dalam Piala Konfederasi 2009. Tak ayal Gli Azzuri tidak mampu lolos dari penyisihan Grup B.
Beragam fakta memang memojokkan Gli Azzuri. Namun Italia tentu tidak mau berdiam diri. Catatan buruk itu ingin dihapus. Simak saja tekad defender Leonardo Bonucci.
"Piala Konfederasi berarti penting bagi kami. Sukses di sana bisa menghapus memori buruk di Piala Eropa 2012. Kekalahan 0-4 dari Spanyol masih terasa sakit," kata Bonucci.
Gli Azzuri memiliki modal untuk berbicara banyak di Piala Konfederasi 2013. Saat ini skuad mereka tidak lagi didominasi oleh para pemain gaek. Kombinasi pemain Gli Azzuri terbilang baik. Para pemain berpengalaman seperti Gianluigi Buffon dan Andrea Pirlo masih diandalkan. Namun pemain muda yang haus prestasi seperti Mario Bolatelli dan Stephan el Shaarawy juga menjadi fondasi tim. Mesitnya ini bisa menjadi senjata bagi Gli Azzuri untuk menepis kualat tim pengganti.
TIMNAS ITALIA
Status: Runner up Piala Eropa 2012
Kepastian lolos: 28 Juni 2012
Tampil: 2009
Main: 3 kali
Rekor: 1 menang, 2 kalah
Prestasi terbaik: Penyisihan Grup (2009)
Spanyol menjadi favorit juara Piala Konfederasi 2013. Namun sebagai tuan rumah, Brasil juga tidak bisa diremehkan. Bagaimana posisi Italia? Setidaknya menurut Presiden UEFA, Michel Platini, Gli Azzuri tetap berpeluang meraih trofi.
Anehny Italia malah menanggapi komentar Platini dengan dingin. Pada 31 Mei, pelatih Cesare Prandelli mengaku tidak peduli terhadap pernyataan Platini. "Platini bilang kami bisa juara? Pikiran saya hanya tertuju ke Pra Piala Dunia 2014," tandas Prandelli.
Sikap eks Fiorentina tersebut bisa dimengerti. Pasalnya Italia hnya datang ke Brasil dengan status sebagai tim pengganti. Mereka berpartisipasi di Piala Konfederasi 2013 karena Spanyol yang menjadi juara Piala Eropa 2008 tetap boleh hadir ke Brasil dengan predikat jawara Piala Dunia 2010. Gli Azzuri yang menjadi runner up Piala Eropa 2012 akhirnya ketiban rejeki berupa tiket Piala Konfederasi 2013.
Sayanya, status sebagai tim pengganti memang membebani. Sampai sekarang tak ada tim pengganti yang pernah meraih titel jawara Piala Konfederasi.
Catatan buruk itu dimulai dari Republik Cheska di Piala Konfederasi 1997. Datang menggantikan jawara Piala Eropa 1996, Jerman yang menolak berpartisipasi, Republik Cheska hanya mampu mencapai semifinal karena dikalahkan Selecao pada 19 Desember 1997. Pelipur lara Republik Cheska hanya predikat posisi ketiga yang diperoleh sesudah mengalahkan Uruguay.
Pada Piala Konfederasi 1999, kiprah tim pengganti tidak maksimal. Padahal ada tiga tim yang hadir sebagai pengganti. Pertama adalah Amerika Serikat yang menggantikan juara Piala Emas 1998, Meksiko, yang kebetulan menjadi tuan rumah. Lalu Brasil yang mengisi jawa Piala Dunia 1998, Prancis. Les Bleus memilih absen. Sedangkan yang terakhir adalah Bolivia yang mendapat berkah karena Selecao yang menjuarai Copa America 1997 bisa tampil lewat jalur Piala Dunia.
Akan tetapi AS, Bolivia dan Brasil tetap tidak bisa bicara banyak. Langkah terburuk dicapai oleh Bolivia yang tidak mampu lolos dari penyisihan Grup A. Pencapaian lebih baik digapai Amerika Serikat yang menjadi peringkat ketiga. Seharusnya tim pengganti berpotensi meraih juara. Namun Brasil kandas di tangan Meksiko pada laga final.
Kisah buruk tim pengganti terus berlanjut di Piala Konfederasi 2003. Turki yang mendapat berkah berkat penolakan Jerman, Italia dan Spanyol untuk berpartisipasi tetap tidak mampu meraih trofi. Tuncay Sanli dkk hanya merebut predikat posisi ketiga setelah kandas di semifinal.
Kesialan tim pengganti masih ada di Piala Konfederasi 2005. Kali ini Argentina mendapat jatah karena Brasil menjuarai Piala Dunia 2002 dan Copa Amerika 2004. Sama seperti tim-tim pengganti terh\dahulu, tim Tango gagal meraih juara. Mereka dikalahkan Brasil di partai final.
Rekor Buruk Italia
Catatan buruk tim pengganti memang hanya fakta sejarah. Tidak ada hubungan langsung yang bisa mempengaruhi kiprah Gli Azzuri. Namun Italia juga tidak memiliki prestasi apik di Piala Konfederasi.
Gli Azzuri hanya pernah tampil di Piala Konfederasi pada 2009. Saat itu, Italia datang dengan status mentereng sebagai juara Piala Dunia 2006. Tapi nama besar dan prestasi tidak sebanding. Italia hanya mampu satu kali menang dan dua kali kalah dalam Piala Konfederasi 2009. Tak ayal Gli Azzuri tidak mampu lolos dari penyisihan Grup B.
Beragam fakta memang memojokkan Gli Azzuri. Namun Italia tentu tidak mau berdiam diri. Catatan buruk itu ingin dihapus. Simak saja tekad defender Leonardo Bonucci.
"Piala Konfederasi berarti penting bagi kami. Sukses di sana bisa menghapus memori buruk di Piala Eropa 2012. Kekalahan 0-4 dari Spanyol masih terasa sakit," kata Bonucci.
Gli Azzuri memiliki modal untuk berbicara banyak di Piala Konfederasi 2013. Saat ini skuad mereka tidak lagi didominasi oleh para pemain gaek. Kombinasi pemain Gli Azzuri terbilang baik. Para pemain berpengalaman seperti Gianluigi Buffon dan Andrea Pirlo masih diandalkan. Namun pemain muda yang haus prestasi seperti Mario Bolatelli dan Stephan el Shaarawy juga menjadi fondasi tim. Mesitnya ini bisa menjadi senjata bagi Gli Azzuri untuk menepis kualat tim pengganti.
TIMNAS ITALIA
Status: Runner up Piala Eropa 2012
Kepastian lolos: 28 Juni 2012
Tampil: 2009
Main: 3 kali
Rekor: 1 menang, 2 kalah
Prestasi terbaik: Penyisihan Grup (2009)
0 comments:
Posting Komentar