Usia tua bukan halangan untuk beraktifitas olahraga. Fauja Singh misalnya. Meski sudah berusia 102 tahun, tapi Fauja Singh tetap mengikuti maraton. Dan ia dinobatkan menjadi pelari tertua di dunia.
Setelah kehilangan anak dan istrinya pada usia 80 tahun lagi, kehidupan Singh berubah menjadi suram. Dia seperti ingin mati dari pada hidup. Sekarang saat usianya menginjak 102 tahun, Singh justru seperti seorang artis.
“Berlari merupakan kebaikan dan membawa kehidupan saya kembali untuk melupakan semua trauma dan penderitaan saya. Ketika saya mulai berlari, saya seperti bertemu Tuhan. Sejak saat itu saya suka berlari,” kata Singh.
Dengan gaya khasnya seperti jenggot berwarna abu-abu dan tradisi penutup kepala, Singh mendapatkan julukan The Turbaned Tornado. Singh sudah mengikuti hampir semua kegiatan Maraton di seluruh dunia.
Kehidupan Singh memang tidak selalu menyenangkan. Dia baru bisa berjalan normal saat berusia lima tahun karena kakinya memiliki kelemahan.
“Membutuhkan waktu lima tahun untuk mendapatkan kekuatan dan menjadi kuat. Pada usia 10 tahun, saya baru merasakan kehidupan normal,” jelasnya.
Banyak orang yang sudah tua anggota tubuh menderita kerusakan, tapi Singh justru berbeda. Ketika mengikuti sebuah tes saat usia 94 tahun, Singh merasa kaki kirinya sedikit lemah dari kaki kanan.
“Respons saya adalah saya tahu kaki kiri saya lebih lemah. Hidup menjadi sia-sia tanpa rasa humor. Kehidupan hanya mengenai kebahagiaan dan tertawa,” ujarnya, sambil tertawa, dilansir dari BBC.
0 comments:
Posting Komentar